A.) Pengertian Tsunami
Tsunami (bahasa
Jepang: 津波; tsu =
pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung
berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan
tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air
asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang
mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat
menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor Tsunami yang ketinggiannya beberapa meter
diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa
menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa
menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar)
pada Mei 2008.
B.)
Penyebab
terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi
gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung
api, gempa
bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90%
tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak
bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami
tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya
bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi
pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di
daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar
laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang
dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan
bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan
meter.
Gempa
yang menyebabkan tsunami
- Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
- Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
- Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
C.)
Sistem
Peringatan Dini
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk
menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai
institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan
proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar
atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut
bersama-sama dengan perangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi
gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam.
Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal
akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian,
sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar
pada tanggal 1
April 1946 dan 23
Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami
Warning Center
pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan
internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan
peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika
Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph
Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami
sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum
diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan
kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik
telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah
sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian
tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan.
Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan
batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan,
bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak
rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
D.)
Sistem
Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan
negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini
berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini
memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang
berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang
disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat
peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini
Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak
Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan
instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan
PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).
Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu
paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4
komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan
Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan
Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini
Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan
banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di
Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka
kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi
gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG
Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui
peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk
memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat
terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI.
Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem
peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan
konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini
juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui
beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media).
Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada
masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna
ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa
tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET
(Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System)
dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian
dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan,
tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini
Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah
rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk
mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal
ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya
adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya
sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio
dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat
dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.
E.)
Melindungi Diri Dari Tsunami
Bila terjadi gempa, segera cari perlindungan. Dalam
menyelamatkan diri dari tsunami kita berpacu dengan waktu. Kecepatan tsunami
dapat mencapai 100 km sehingga kita tidak akan sempat lari bila tsunami sudah
terlihat. Ada kalanya tsunami tiba sebelum peringatan kita terima. Bila
merasakan guncangan yang keras atau guncangan kecil dalam waktu yang cukup
lama, menjauhlah dari pantai dan berlindunglah ke tempat tinggi yang aman. Bila
kita tidak merasakan getaran namun mendengar peringatan, segera berlindung.
Menjauhlah dari pantai, berlari ke tempat yang lebih tinggi Pada saat berlindung, ingatlah untuk mencari tempat yang “lebih tinggi” dan bukan yang “lebih jauh” dari pantai.
Bila tsunami datang dengan cepat sehingga tidak sempat untuk berlindung, usahakan untuk berlari ke bangunan yang kuat dengan ketinggian lebih dari 3 lantai.
Jangan lengah meskipun guncangan kecil. Getaran gempa yang dapat kita rasakan berbeda antara getaran seismik dengan getaran magnitude (skala Richter). Meskipun getaran yang dirasakan kecil, dapat terjadi tsunami yang besar. Bila terjadi getaran lemah dalam waktu yang panjang, jangan lengah, segeralah berlindung.
Jangan ke arah pantai sampai peringatan bahaya dicabut. Banyak sekali tsunami datang dalam 2 atau 3 gelombang dan ada kalanya gelombang yang ke-2 dan ke-3 lebih besar dari yang pertama. Jangan lengah setelah gelombang pertama. Jangan sekali-kali mendekati pantai sampai peringatan bahaya dicabut.
Mencari informasi yang benar. Carilah informasi yang benar melalui radio, televisi, HT dan sebagainya., bertindaklah dengan tenang.
F.)
Tanda-tanda Sebelum Muncul Tsunami
Tanda-tanda Sebelum Muncul Tsunami –
Bencana tsunami biasanya banyak
menelan korban nyawa, sehingga perlu ada peringatan dini untuk masyarakat.
Meski teknologi sudah bisa memprediksi beberapa bencana tapi tidak ada salahnya
mengenali tanda-tanda sebelum bencana terutama tsunami, agar bisa segera
mengamankan diri.
Tsunami adalah serangkaian gelombang
yang disebabkan oleh tanah longsor atau gempa bumi besar baik yang terjadi di
darat maupun di laut. Gelombang tsunami dapat terjadi 5 menit hingga 1 jam
setelah longsor atau gempa bumi.
Berikut
beberapa tanda-tanda awal datangnya bencana tsunami, seperti dilansir Ehow,
Jumat (11/3/2011), yaitu:
1.
Diawali
adanya gempa bumi
Bila Anda tinggal di dekat pantai,
sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena
adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa
yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia. Gempa ribuan
kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah
Anda.
2.
Dengarkan
suara-suara gemuruh
Banyak korban tsunami telah
mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh
yang keras mirip dengan kereta barang.
3.
Perhatikan
penurunan air laut
Jika ada penurunan air laut yang cepat
dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat
perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan
terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang
sangat besar.
4.
Selalu
waspada pada gelombang pertama
Gelombang tsunami pertama tidak
selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai
sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil
di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang
tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa
melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
Selain
tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana,
seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem
dan perilaku hewan yang berubah.
Para ilmuwan berteori bahwa hewan
mampu menangkap getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka
yang tidak dapat dilakukan manusia.
Beberapa
kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi
sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.
G.)
Tips Saat
Terjadi Tsunami Dan Gempa
Banyak ragamnya tips untuk
menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi tetapi untuk tips kali ini saya
lebih menekankan mengenai “segitiga kehidupan” saat bangunan runtuh
kebawah akan menimpa semua benda dibawahnya, kalau kita berlindung dibawah
sesuatu, anggap saja sebuah meja…. maka kekuatan benda itu adalah tumpuan
kehidupan kita, kalau benda yang menimpa meja tersebut masih mampu ditahan oleh
meja itu maka kita akan selamat. Namun apabila meja tersebut tidak kuat menahan
maka kita akan hancur remuk dibawahnya, banyak kasus terjadi seperti ini korban
meninggal tertimpa reruntuhan.
Apa itu yang disebut “segitiga
kehidupan” ? Segitiga kehidupan itu hanyalah sebuah istilah sebagai tempat
darurat yang paling aman untuk kita berlindung saat terjadi gempa bumi, ini
berdasarkan fakta-fakta, pengalaman dan analisa dari beberapa orang yang
berhasil selamat dari gempa bumi. Memang rumah/bangunan tahan gempa bisa
menyelamatkan orang didalamnya namun apabila kekuatan gempa diatas kemampuan
rumah/bangunan anti gempa tersebut cara yang paling strategis adalah mencari segitiga
kehidupan terdekat.
Dimana posisi segitiga kehidupan
ini? Ada banyak… salah satunya adalah di sisi sebuah benda besar, di pertigaan
tembok rumah/bangunan dan lainnya.
Seperti kita ketahui segitiga atau
sudut rumah/bangunan kita adalah berisi sebuah tiang/besi yang cukup kuat untuk
menahan patahan horizontal, tempat ini sangat strategis untuk berlindung dari
runtuhan dinding atau atap. Selain itu segitiga kehidupan bisa kita temui di
sisi sebelah obyek, bukan pada bawah obyek… Pada gambar diatas saya gambarkan
sisi sebuah lemari yang merupakan tempat strategis untuk berlindung dari
runtuhan atap bangunan.
Segitiga kehidupan tidak menjamin
kita akan selamat, namun disaat gempa terjadi posisi segitiga kehidupan dapat
menyelamatkan nyawa kita walaupun menyisakan sebuah ruang kosong yang cukup
sempit, dengan adanya segitiga kehidupan ini kemungkinan perbandingan kita
untuk bertahan hidup adalah 70% banding 30%.
Berikut
ini adalah 10 Tips dalam melindungi diri saat terjadi Gempa Bumi oleh Doug Copp :
- Hampir semua orang yang hanya menunduk dan berlindung pada saat bangunan runtuh, meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.
- Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus kita lakukan pada saat gempa. Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Kita dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit. Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit, tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
- Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk. Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.
- Jika kita berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, berguling lah ke samping tempat tidur. Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.
- Jika terjadi gempa dan kita tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.
- Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal. Mengapa? Jika kita berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang kita akan tertimpa langit-langit di atasnya. Jika pintu tersebut rubuh ke samping, kita akan tertimpa dan terbelah dua olehnya. Dalam kedua kasus tersebut, kemungkinan untuk selamat sangat mustahil!
- Jangan pernah lari melalui tangga. Tangga memiliki “momen frekuensi” yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama). Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut. Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya. Bahkan, jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.
- Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan. Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh kita dari bagian luar bangunan, maka akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri tertutup.
- Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka dan meninggal. Mereka mungkin dapat selamat seandainya keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur, memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.
- Doug menemukan, pada saat merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar